KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian pada Masyarakat Batak
Toba” ini dengan lancar.
Penulis harap, dengan
membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat
menambah wawasan kita mengenai Unsur Budaya Batak yang ditinjau dari aspek sistem
Ekonomi dan mata pencarian, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Medan, 21 Maret 2017
\
jhonson p pardede
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Adat adalah bagian dari pada Kebudayaan, berbicara kebudayaan dari suatu
bangsa atau suku bangsa maka adat kebiasaan suku bangsa tersebut yang akan
menjadi perhatian, atau dengan kata lain bahwa adat lah yang menonjol didalam
mempelajari atau mengetahui kebudayaan satu suku bangsa, meskipun aspek lain
tidak kalah penting nya seperti kepercayaan, keseniaan, kesusasteraan dan
lain-lain.
Dalam hal ini kami akan menjelaskan tentang salah satu unsur kebudayaan
yaitu tentang Sistem mata Ekonomi dan mata pencaharian dalam masyarakat batak
secara khusus pada masyarakat batak toba.
Batak adalah nama
sebuah suku bangsa di Indonesia. Suku ini kebanyakan bermukim di Sumatra
Utara.Sebagian orang Batak beragama Kristen dan sebagian lagi beragama Islam.
Tetapi dan ada pula yang menganut agama Malim (pengikutnya biasa disebut dengan
Parmalim ) dan juga penganut kepercayaan animisme (disebut Pelebegu atau
Parbegu).
Sejarah Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba
sila-silahi (silalahi) lua’ Baligi (Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku
Pohan.Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang Pardoksi
(Pardosi).Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama.Sultan
Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan
berbagai kebijakan politiknya.
Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang
Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang
Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh
rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau besar
dengan nama Danau Toba yang menjadi orang Batak. Dilihat dari wilayah
administrative, mereka mendiami wilayah beberapa Kabupaten atau bagaian dari
wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara,
dan Asahan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dipaparkan diatas, kami akan membahas unsur-unsur kebudayaan suku Batak
diantaranya :
1. Bagaimana sejarah Batak?
2. Apa itu Kebudayaan?
3. Apa itu sistem mata pencaharian dan ekonomi?
4.
Bagaimana sistem mata
pencaharian dan ekonomi batak toba?
1.3.Tujuan
Dari rumusan masalah diatas kami mempunyai tujuan:
1. Untuk mengetahui sejarah suku batak.
2. Untuk mengetahui apa pengertian kebudayaan.
3. Mengetahui unsur-unsur kebudayaan.
4. Untuk mengetahui unsur
yang terdapat pada kebudayaan Batak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Suku Batak
Batak merupakan satu istilah yang digunakan untuk kumpulan suku yang terdapat
di daratan tertinggi di Sumatera Utara, Suku Batak berasal dari keturunan Raja
Batak. Suku batak termasuk suku bangsa melayu tua yang berasal dari indocina
atau hindia belakang, nenek moyang orang batak berasal dari utara berpindah ke
Filipina dan berpindah lagi ke Sulewesi Selatan, berlayar hingga akhirnya
menetap di pelabuhan barus, kemudian bergeser ke pedalaman dan menetap dikaki
gunung pusuk buhit, di tepi pulau samosir, tempat asal usul peradaban suku
batak.
Keturunan
suku batak berasal dari hindia muka (india), pindah ke burma, kemudian ke tanah
genting Kera di Utara Malaysia. Berlayar sampai ke tanjung balai batubara dan
di pangkalan brandan atau kuala simpang di aceh dari sana naik ke pedalaman
danau toba. Suku batak termasuk dalam rumpun proto-melayu yang berasal dari
Asia selatan yakni dari burmayang berlayar sampai malaysia, menyeberang dan
menghuni daerah sekitar danau toba.
2. 2 Kebudayaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah
suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme
kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan
kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup
mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2. 3 Unsur-Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia
menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal
tersebut adalah :
- Kesenian
- Sistem teknologi dan peralatan
- Sistem organisasi masyarakat
- Bahasa
- Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
- Sistem pengetahuan
- Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai
memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan
kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka
sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan
kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang
harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para
anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak
faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :
1.Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga
memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga
lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2.Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan
barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3.Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa
meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki
kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa
utuk berorganisasi dan bersatu.
4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan
hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia.
Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan
barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6.Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki
akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang
berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
7.Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta
yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2.4 Wujud Kebudayaan
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
3.Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
2.5
Sistem mata pencaharian
Sebagian besar masyarakat Batak Toba
saat ini bermata pencaharian sebagai petani, peladang, nelayan, pegawai,
wiraswasta dan pejabat pemerintahan. Dalam berwiraswasta bidang usaha yang
banyak dikelola oleh masyarakat adalah usaha kerajinan tangan seperti usaha
penenunan ulos, ukiran kayu, dan ukiran logam. Saat ini sudah cukup banyak juga
yang memulai merambah ke bidang usaha jasa. Berikut ini kami akan memberikan
beberapa contoh mata pencaharian pada masyarakat batak.
1. Bertani
Masyarakat
tradisional Batak Toba bercocok tanam padi di sawah dan juga mengolah ladang
secara berpindah-pindah. Pengelolaan tanaman padi di sawah banyak terdapat di
daerah selatan Danau Toba.
Gambar sebagian
wilayah tanah Batak
Hal ini disebabkan oleh daerah tersebut adalah dataran yang landai dan
terbuka sehingga memungkinkan untuk bercocok tanam padi di sawah. Sedangkan
ladang banyak terdapat di daerah utara (Karo, Simalungun, Pakpak, dan Dairi).
Kawasan ini berhutan lebat dan tertutup serta berupa dataran tinggi yang sejik
sehingga mengakibatkan lahan ini lebih memungkinkan untuk pengolahan ladang.
Jika anda mendengar daerah Karo sebagai peghasil sayuran dan buah yang
potensial, ini adalah salah satu dampak positif yang dihasilkan oleh keberadaan
bentuk lahan tersebut.
Sebelum teknologi pengolahan pangan mencapai
daerah tano Batak, hasil pengolahan tanaman padi di sawah hanya dapat
menghasilkan panen satu kali dalam satu tahun. Hal ini disebabkan oleh
pengolahan tanah yang tidak begitu baik, irigasi yang terbatas dan juga tanpa
penanganan tanaman yang terampil. Demikian halnya dengan hasil pengolahan
tanaman di ladang, hanya dapat menghasilkan panen satu hingga dua kali saja
lalu kemudaian lahan tidak dapat digunakan lagi. Kemudian ladang tersebut akan
ditinggalkan dan berpindah ke ladang yang baru. Dahulu kala,pembukaan ladang
yang baru dimulai dengan pemilihan lahan melalui ritual bersama seorang datu
(dukun) yang disebut parma-mang. Lahan yang biasanya dijadikan ladang adalah
lahan yang tidak ditempati atau kawasan hutan alami yang belum dijamah oleh
manusia. Kemudian lahan tersebut dibersihkan dengan cara dibakar. Upacara
selanjutnya adalah memberikan sesaji kepada penunggu lahan agar tidak
mengganggu pengolah ladang dan juga sekaligus sebagai upacara pemilihan hari
baik untuk mulai menanam. Selama musim pembukaan lahan ini, masyarakat kampung
dilarang untuk keluar-masuk kampung. Hal ini dilakukan untuk menghindari mala
petaka dan bahaya yang mungkin terjadi karena penunggu lahan yang merasa
terusik. Sekarang keberadaan datu ini sudah tidak menjadi dominan lagi,
akan tetapi kebiasaan membuka lahan baru ini masih tetap ada. Tanaman
yang sering ditanam di ladang ini adalah tebu, tanaman obat, ubi, sayu-sayuran
dan mentimun.
Gambar
Petani
Demikian juga pohon aren yang sengaja
ditanam di tengah ladang untuk menghasilkan tuak, sejenis minuman beralkohol,
yang menjadi kesukaan masyarakat Batak. Minuman beralkohol ini desebut dengan
tuak.
Gambar pohon aren
Salah satu yang menjadi komoditi hasil pertanian batak atau hasil hutan
yang sudah dikenal dunia adalah kemenyan. Kemenyan ini harganya sangat mahal,
sehingga hasil ini dianggap bisa memajukan ekonomi masyarakat
Gambar pohon kemeyan
Bertani bagi masyarak batak
toba merupakan hasil pekerjaan utama sebab wilayah yang tinggal di pegunungan
sehingga mau tidak mau salah satu kegitan untuk dapat bertahan hidup adalah bertani. Adapun alat-alat pertanian yang
digunakan masyarakat sudah banyak yang mengalami perubahan.. hal ini seiring
dengan perkembangan zaman maupun perkembangan teknologi, sehingga masyarakat
lebih memilih menggunakan alat-alat yang sudah maju, hal ini bertujuan untuk
mempercepat dan meningkatkan hasil
pertanian mereka.sehingga sifat gotong royong dan kebersamaan itu sudah semakin berkurang.
Berikut ini beberapa gambar alat-alat pertanian pada zaman tradisional dan
zaman modren.
Alat-
alat pertanian.
2. Nelayan.
Selain bertani, umumnya
masyarakat batak toba yang tinggal di daerah pantai ataupun daerah laut lebih banyak masyarak memenuhi
kebutuhannya dengan cara berlaut atau menangkap ikan. Hal ini juga hampir sama
dengan penjelasan pertanian sebelumnya.
Gambar
nelayan di danau toba
Seperti halnya
bertani,hasil dari laut ini lebih banyak distribusikan atau di pasarkan di
pasar tradisional sehingga hal ini dapat saling memenuhi kebutuhan antara
petani dan nelayan yang saling bertukar.
Beberapa
alat-alat melaut yang dulunya sering digunakan untuk mencari ikan saat ini
sudah banyak yang tidak digunakan lagi karena sudah adanya alat-alat baru yang
lebih maju dan lebih menghemat penggunaan tenaga manusia. Misalnya adalah
rakit, layar, pancing. Pada zaman sekarang ini sudah banyak manusia yang lebih
menggunakan cara yang cepat dan instan tanpa menyadari akan kerusakan alam.
Berikut ini beberapa contoh alat yang digunakan manusia pada zaman dahulu untuk
melaut.
Alat
tradisional
3.
Pedagang
Umumnya masyarakat batak toba adalah berjualan,
khususnya ibu-ibu hal ini bertujuan untuk menjual hasil pertanian atau hasil
laut dari suaminya. Dan barang-barang yang dijual adalah umumnya
sembako.Biasanya mereka berdagang di pasar tradisional bukan di mall mewah atau
diswalayan sebab mereka sistem jualannya tidak menetap.
Pedagang sambu
Pada zaman tradisional ibu-ibu ini pergi ke pasar
ataupun jualan tidak pernah menggunakan angkutan, tetapi mereka datang dengan
memikul ataupun menggunakan keranjang yang digendong. Tetapi saat ini sudah
banyak bahkan tidak ada lagi yang menggunakan hal tersebut. Berikut ini
beberapa gambar pedagang pada zaman tradisional dan zaman modren.
4.
Supir
Supir adalah pekerjaan yang
sangat banyak diminati oleh orang batak, orang batak banyak merantau hanya
bermodalkan bisa mengemudi. Hal ini bisa dilakukan karena bagi orang batak
semua yang mereka temui itu adalah keluarganya.selain suaranya yang keras untuk
layak menjadi seorang kernek yang kemudian naik menjadi supir.
Selain keemapt pekerjaan diatas, masih banyak
pekerjaan yang di lakukan orang batak untuk berusaha memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan ekonominya.diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Wartawan
b.
Pengacara
c.
Hakim
d.
Mentri
e.
Pengusaha
f.
Polisi
g.
Tentara
Bahkan sudah banyak yang tidak mampu menggunakan akal
sehatnya sehingga sudah banyak orang batak yang salah jalan. Termaasuk
diantaranya begal, geng motor, preman, bandar judi bahkan sudah banyak yang
menjadi pengedar narkoba.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Daerah Sumatra Utara memiliki kekayaan budaya
yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa
daerah. Masyarakatnya terdiri atas beberapa suku, seperti Melayu, Nias, Batak
Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan (meliputi
Sipirok, Angkola, Padang Bolak, dan Mandailing); serta penduduk pendatang
seperti Minang, Jawa dan Aceh yang membawa budaya serta adat-istiadatnya
sendiri-sendiri. Daerah ini memiliki potensi yang cukup baik dalam sektor pariwisata,
baik wisata alam, budaya, maupun sejarah
Mata pencaharian
yang berbeda dan tingkat ekonomi yang berbeda membuat masyarakat batak menjadi
salah satu suku yang cukup satu sebab tidak ada perbedaan yang nampak kepada
orang lain. Untuk itu marilah kita saling menjaga dan melestarikan semua
kearifan lokal tersebut.
3.2.
SARAN
Kebudayaan yang dimiliki suku Batak ini menjadi salah satu kekayaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia yang perlu tetap dijaga kelestariannya.Dengan
membuat makalah suku Batak ini diharapkan dapat lebih mengetahui lebih jauh
mengenai kebudayaan suku Batak tersebut dan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan yang pada kelanjutannya dapat bermanfaat dalam dunia kependidikan.