semua orang muda2 dari desa ini pergi mengasah nasib di kampung orang. dan diantara mereka banyak yang berhasil. tapi apakah mereka masih ingat dengan bonapasogitnya?
apakah ada yang membangunnya?
mungkin ada,, tapi itu adalah 1 diantara 10 orang yang melakukannya.
bahkan selebihnya menjadi boss atas penduduk yang ada diNagasaribu.
lebih mementingkan diri sendiri dari pada kemajuan bersama
untuk itu marilah kita saling mengingat dan memperhatikan bona ni pinasata.
ai arga do bona ni pinasa i
Monday, November 28, 2016
Thursday, October 27, 2016
jhonson pardede
nama saya jhonshon p pardede, saya lahir di sidikalang pada tanggal 17 Mei 1997. saya sekolah di SD 174535 Nagasaribu kemudian SMP N3 lintong Nihuta dan SMK N1 siborong-borong. saat ini saya tinggal di desa silambas-lambas di Nagasaribu.
Tahun 2015 yang lalu saya masuk di sebuah Universitas di kota Medan yaitu USU dan saat ini saya menjadi Mahasiswa fakultas Ilmu Budaya di USU.
saya pernah bekerja disebuah percetakan di Medan, dan pernah juga disebuah sekolah yaitu SMA N 12 Medan.
Tahun 2015 yang lalu saya masuk di sebuah Universitas di kota Medan yaitu USU dan saat ini saya menjadi Mahasiswa fakultas Ilmu Budaya di USU.
saya pernah bekerja disebuah percetakan di Medan, dan pernah juga disebuah sekolah yaitu SMA N 12 Medan.
Tuesday, March 29, 2016
BECAK SIANTAR -
Bahasa Batak mempunyai aksara bernama Surat Batak
Bahasa Sumatera bagian Utara dibagi menjadi tiga kelompok :
Kelompok Utara
Alas-Kluet
Bahasa Batak Alas-Kluet adalah sebuah bahasa yang dituturkan di timurlaut Tapaktuan dan di sekitar Kutacane, Aceh. Pada tahun 2000, jumlah penutur bahasa ini mencapai 195.000 jiwa. Banyak orang menolak label "Batak" karena alasan konotasi budayanya. Sementara itu, tidak diketahui pasti apakah bahasa ini merupakan bahasa tunggal atau bukan.
Dialek bahasa ini memiliki 3 dialek: dialek Alas, dialek Kluet, dan dialek Singkil atau Kade-Kade. Dialek Alas mungkin serupa dengan Bahasa Batak Karo, sementara dialek Kluet dan Singkil cenderung dekat dengan Bahasa Pakpak.
Dairi
Bahasa Batak Pakpak atau Batak Dairi adalah sebuah bahasa yang terdapat di provinsi Sumatera Utara. Bahasa Pakpak dipakai oleh penduduk yang bermukim di wilayah Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat di Sumatera Utara dan sebagian wilayah kabupaten Singkil daratan di Aceh.
Bahasa Pakpak juga terdapat di wilayah Parlilitan yang masuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan wilayah Manduamas yang merupakan bagian dari Kabupaten Tapanuli Tengah.
Percakapan sehari-hari
Njuah-njuah adalah ungkapan yang paling sering diucapkan pada saat membuka atau mengakhiri percakapan artinya sehat selalu (mirip dengan Horas dalam bahasa Toba atau Mejuah-juah dalam bahasa Karo).
Karo
Bahasa Karo adalah bahasa yang digunakan oleh suku Karo yang mendiami Dataran Tinggi Karo (Kabupaten Karo), Langkat, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Aceh Tenggara di Indonesia.
Bahasa Karo secara historis ditulis menggunakan aksara Karo atau sering juga disebut Surat Aru/Haru yang merupakan turunan dari aksara Brahmi dari India kuno. namun kini hanya sejumlah kecil orang Karo dapat menulis atau memahami aksara Karo, dan sebaliknya aksara Latin yang digunakan .
Jumlah penutur bahasa karo sekitar 600.000 orang pada tahun 1991
Kelompok Selatan
Toba
Bahasa Batak Toba adalah salah satu bahasa daerah yang terutama dipertuturkan di daerah sekitar Danau Toba dan sekitarnya, meliputi Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara dan Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia. Bahasa Batak Toba termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, dan merupakan bagian dari kelompok bahasa-bahasa Batak.
Saat ini diperkirakan terdapat kurang-lebih 2.000.000 orang penutur Bahasa Batak Toba, yang tinggal di bagian barat dan selatan Danau Toba. Penulisan bahasa ini dalam sejarahnya pernah menggunakan aksara Batak, namun saat ini para penuturnya hampir selalu menggunakan aksara Latin untuk menuliskannya.
Herman Neubronner van der Tuuk adalah salah seorang pionir awal penelitian atas Bahasa Batak Toba, yaitu dalam aktivitasnya menulis Alkitab berbahasa Batak Toba.
Kata-kata dalam Bahasa Toba
Berikut adalah Contoh kecil Kata-kata dalam Bahasa Toba:
Angkola
Bahasa Batak Angkola adalah bahasa yang paling mirip dengan bahasa Batak Toba, di samping letak geografis yang berdekatan, bahasa Angkola sedikit lebih lembut intonasinya daripada bahasa Toba. Bahasa Batak Angkola meliputi daerah Padangsidempuan, Batang Toru, Sipirok, dan seluruh bagian kabupaten Tapanuli Selatan.
Bahasa Mandailing, merupakan rumpun bahasa Batak, dengan pengucapan yang lebih lembut lagi dari bahasa Angkola, bahkan dari bahasa Batak Toba. Mayoritas penggunaannya di daerah Kabupaten Mandailing-Natal tapi tidak termasuk bahasa Natal.
Mandailing
Bahasa Mandailing adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Batak. Mayoritas penuturnya menghuni daerah Mandailing Natal, Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara.
Bahasa Mandailing berbeda dari bahasa Natal, yang merupakan dialek bahasa Minangkabau.
Kelompok Perantara
Simalungun
Bahasa Simalungun atau Sahap Simalungun (dalam bahasa Simalungun) adalah bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Tapanuli di Indonesia.
Klasifikasi Bahasa
Penelitian P. Voorhoeve (seorang ahli bahasa Belanda, pernah menjabat sebagai taalambtenaar Simalungun tahun 1937), menyatakan bahwa bahasa Simalungun merupakan bagian dari rumpun Austronesia yang lebih dekat dengan bahasa Sansekerta yang memengaruhi banyak bahasa daerah lain di Indonesia.
Kedekatan ini ditunjukkan dengan huruf penutup suku mati:
Pandangan umum mengkategorikan Bahasa Simalungun sebagai bagian dari Bahasa Batak, namun Uli Kozok (filolog) mengatakan bahwa secara sejarah bahasa ini merupakan cabang dari rumpun selatan yang berbeda/terpisah dari bahasa-bahasa Batak Selatan sebelum terbentuknya bahasa Toba atau Mandailing. Beberapa kata dalam Bahasa Simalungun memang memiliki persamaan dengan bahasa Toba atau Karo yang ada di sekitar wilayah tinggalnya suku Simalungun, namun Pdt. Djaulung Wismar Saragih menerangkan bahwa ada banyak kata yang penulisannya sama dalam bahasa Simalungun dan Toba namun memiliki makna yang berlainan.
Dialek dan Ragam Bahasa
Henry Guntur Tarigan membedakan dialek bahasa Simalungun ke dalam 4 macam dialek:
Bahasa Batak mempunyai aksara bernama Surat Batak
Bahasa Sumatera bagian Utara dibagi menjadi tiga kelompok :
- Utara,
- Simalungun dan
- Selatan.
Wanita batak dengan pakaian adar untuk manortor - Ilustrasi |
Kelompok Utara
Alas-Kluet
Bahasa Batak Alas-Kluet adalah sebuah bahasa yang dituturkan di timurlaut Tapaktuan dan di sekitar Kutacane, Aceh. Pada tahun 2000, jumlah penutur bahasa ini mencapai 195.000 jiwa. Banyak orang menolak label "Batak" karena alasan konotasi budayanya. Sementara itu, tidak diketahui pasti apakah bahasa ini merupakan bahasa tunggal atau bukan.
Dialek bahasa ini memiliki 3 dialek: dialek Alas, dialek Kluet, dan dialek Singkil atau Kade-Kade. Dialek Alas mungkin serupa dengan Bahasa Batak Karo, sementara dialek Kluet dan Singkil cenderung dekat dengan Bahasa Pakpak.
Dairi
Bahasa Batak Pakpak atau Batak Dairi adalah sebuah bahasa yang terdapat di provinsi Sumatera Utara. Bahasa Pakpak dipakai oleh penduduk yang bermukim di wilayah Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat di Sumatera Utara dan sebagian wilayah kabupaten Singkil daratan di Aceh.
Bahasa Pakpak juga terdapat di wilayah Parlilitan yang masuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan wilayah Manduamas yang merupakan bagian dari Kabupaten Tapanuli Tengah.
Percakapan sehari-hari
Njuah-njuah adalah ungkapan yang paling sering diucapkan pada saat membuka atau mengakhiri percakapan artinya sehat selalu (mirip dengan Horas dalam bahasa Toba atau Mejuah-juah dalam bahasa Karo).
- Bapa artinya Bapak
- Inang artinya Ibu
- Kaka artinya kakak/abang
- Anggi artinya adek
Karo
Bahasa Karo adalah bahasa yang digunakan oleh suku Karo yang mendiami Dataran Tinggi Karo (Kabupaten Karo), Langkat, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Aceh Tenggara di Indonesia.
Bahasa Karo secara historis ditulis menggunakan aksara Karo atau sering juga disebut Surat Aru/Haru yang merupakan turunan dari aksara Brahmi dari India kuno. namun kini hanya sejumlah kecil orang Karo dapat menulis atau memahami aksara Karo, dan sebaliknya aksara Latin yang digunakan .
Jumlah penutur bahasa karo sekitar 600.000 orang pada tahun 1991
Kelompok Selatan
Toba
Bahasa Batak Toba adalah salah satu bahasa daerah yang terutama dipertuturkan di daerah sekitar Danau Toba dan sekitarnya, meliputi Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara dan Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia. Bahasa Batak Toba termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, dan merupakan bagian dari kelompok bahasa-bahasa Batak.
Saat ini diperkirakan terdapat kurang-lebih 2.000.000 orang penutur Bahasa Batak Toba, yang tinggal di bagian barat dan selatan Danau Toba. Penulisan bahasa ini dalam sejarahnya pernah menggunakan aksara Batak, namun saat ini para penuturnya hampir selalu menggunakan aksara Latin untuk menuliskannya.
Herman Neubronner van der Tuuk adalah salah seorang pionir awal penelitian atas Bahasa Batak Toba, yaitu dalam aktivitasnya menulis Alkitab berbahasa Batak Toba.
Kata-kata dalam Bahasa Toba
Berikut adalah Contoh kecil Kata-kata dalam Bahasa Toba:
Bahasa Toba
|
Bahasa Indonesia
|
---|---|
horas | selamat datang |
ahu/au | saya |
hu | saya (kepunyaan) |
aha | apa |
ise | siapa |
rongkap (rokkap) | jodoh |
haol | memeluk |
tonggi | manis |
mauliate | terima kasih |
Didia do ho saonari | di mana kamu sekarang? |
Aha do maksudmu | apa maksudmu? |
Santabi, namanungkun do | Maaf, sekedar bertanya saja |
Oooo Ise do tahe hamu na? | Ooo siapa sebenarnya Anda |
Si Zekong do au, na naing mangan do ahu | Aku si Zekong, sedang mau makan sebenarnya aku |
Molo martelepon antong paboa parjolo goarmu dah | Kalau bertelepon ada baiknya memberitahukan nama dahulu |
Olo, marsantabi majo au | Ya, maafkanlah aku |
Di restoran do au saonari, ro maho | di restoran aku sekarang, datang saja kamu |
Ok ok, mauliate | baiklah terimakasih |
Ise do tahe goarmu? | Siapa sebenarnya namamu? |
Toema, roma hamu | Baiklah, datang saja kamu |
Angkola
Bahasa Batak Angkola adalah bahasa yang paling mirip dengan bahasa Batak Toba, di samping letak geografis yang berdekatan, bahasa Angkola sedikit lebih lembut intonasinya daripada bahasa Toba. Bahasa Batak Angkola meliputi daerah Padangsidempuan, Batang Toru, Sipirok, dan seluruh bagian kabupaten Tapanuli Selatan.
Bahasa Mandailing, merupakan rumpun bahasa Batak, dengan pengucapan yang lebih lembut lagi dari bahasa Angkola, bahkan dari bahasa Batak Toba. Mayoritas penggunaannya di daerah Kabupaten Mandailing-Natal tapi tidak termasuk bahasa Natal.
Mandailing
Bahasa Mandailing adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Batak. Mayoritas penuturnya menghuni daerah Mandailing Natal, Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara.
Bahasa Mandailing berbeda dari bahasa Natal, yang merupakan dialek bahasa Minangkabau.
Kelompok Perantara
Simalungun
Bahasa Simalungun atau Sahap Simalungun (dalam bahasa Simalungun) adalah bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Tapanuli di Indonesia.
Klasifikasi Bahasa
Penelitian P. Voorhoeve (seorang ahli bahasa Belanda, pernah menjabat sebagai taalambtenaar Simalungun tahun 1937), menyatakan bahwa bahasa Simalungun merupakan bagian dari rumpun Austronesia yang lebih dekat dengan bahasa Sansekerta yang memengaruhi banyak bahasa daerah lain di Indonesia.
Kedekatan ini ditunjukkan dengan huruf penutup suku mati:
- "Uy" dalam kata babuy dan apuy.
- "G" dalam kata dolog.
- "B" dalam kata abab.
- "D" dalam kata bagod.
- "Ah" dalam kata babah atau sabah.
- "Ei" dalam kata simbei.
- "Ou" dalam kata lopou atau sopou.
Pandangan umum mengkategorikan Bahasa Simalungun sebagai bagian dari Bahasa Batak, namun Uli Kozok (filolog) mengatakan bahwa secara sejarah bahasa ini merupakan cabang dari rumpun selatan yang berbeda/terpisah dari bahasa-bahasa Batak Selatan sebelum terbentuknya bahasa Toba atau Mandailing. Beberapa kata dalam Bahasa Simalungun memang memiliki persamaan dengan bahasa Toba atau Karo yang ada di sekitar wilayah tinggalnya suku Simalungun, namun Pdt. Djaulung Wismar Saragih menerangkan bahwa ada banyak kata yang penulisannya sama dalam bahasa Simalungun dan Toba namun memiliki makna yang berlainan.
Dialek dan Ragam Bahasa
Henry Guntur Tarigan membedakan dialek bahasa Simalungun ke dalam 4 macam dialek:
- Silimakuta.
- Raya.
- Topi Pasir (Horisan).
- Jahe-jahe (pesisir pantai timur).
Q1_Batak_[150703029]
tujuan belajar
1) Belajar bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku. Dengan adanya
kegiatan belajar maka norma yang dimiliki oleh seseorang setelah ia melakukan
kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih baik. Dalam kegiatan ini pendidik
bisa melatih dalam pembelajaran di sekolah, ini bisa dimulai dari pemberian
contoh oleh pendidik itu sendiri. Jadi seorang pendidik harus senantiasa
menjaga sikap agar bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya, karena
mengingat bahwa tujuan yang diinginkan dalam belajar adalah bersifat positif.
2) Belajar bertujuan
mengubah kebiasaan, dari buruk menjadi baik, seperti merokok, minum-minuman
keras, keluyuran, tidur siang, bangun terlambat, bermalas-malasan dan
sebagainya. Kebiasaan tersebut harus diubah menjadi yang baik. Dalam kegiatan
di sekolah, pendidik selain memberi pengetahuan melalui pelajaran yang di
sampaikan, harus memberikan perhatian yang lebih mengenai peserta didik yang
mempunyai kebiasaan buruk. Ini bisa dilakukan dengan pemberian kesadaran bahwa
perbuatan yang dimiliki tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi diri
sendiri dan orang lain. Serta pendidik harus memberikan dorongan yang kuat
untuk bisa menghilangkan kebiasaan negatif yang dimiliki peserta didik tersebut.
3) Belajar bertujuan
mengubah sikap, dari negatif menjadi positif. Misalnya seorang anak yang
tadinya selalu menentang orang tuanya, tetapi setelah ia mendengar, mengikuti
ceramah-ceramah agama, sikapnya berubah menjadi anak yang patuh, cinta dan
hormat kepada orang tuanya.
4) Belajar dapat mengubah
keterampilan. Misalnya seseorang yang terampil main bulu tangkis, bola, tinju,
maupun cabang olahraga lainnya adalah berkat belajar dan latihan yang
sungguh-sungguh. Jadi kegiatan belajar dan latihan adalah hal yang perlu
dilakukan agar terjadi perubahan yang baik pada diri seseorang.
5) Belajar bertujuan
menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu. Dalam kaitan hal ini pendidik
lebih cenderung memperhatikan dalam penyaluran ilmu pengetahuan (transfer of
knowledge). Pendidik harus memiliki kesiapan yang baik ketika ia akan mengajar
dan adanya penggunaan pendekatan, strategi maupun metode agar dalam
pembelajaran peserta didik tidak merasakan suasana yang membosankan. Pemilihan
metode harus disesuaikan dengan materi, karakteristik pendidik, sarana dan
prasarana, biaya, dan sebagainya agar pembelajaran berhasil dengan baik.
Subscribe to:
Posts (Atom)